Sabtu, 29 Oktober 2011

Konsep Ilmu Budaya Dasar,Prosa dan Puisi

Pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang konsep dari ilmu budaya dasar dalam kesusastraan. Seperti yang kita tahu, kalau kesusastraan merupakan salah satu buah dari kebudayaan yang telah manusia kembangkan. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut maka saya akan menjelaskan terlebih dahulu ilmu budaya dasar itu apa ??.
Ilmu budaya dasar atau yang disingkat IBD pada awalnya dinamakan Basic Humanities. Kata tersebut pada awalnya dari bahasa Inggris yaitu The Humanities yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti sastra. Kata tersebut berasal dari bahasa Latin yaitu Humanus yang berarti manusiawi, berbudaya dan halus.  Oleh karena itu jika kita mempelajari Basic Humanities atau yang dikenal ilmu budaya dasar  diharapkan kita mampu menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus. Jadi ilmu budaya dasar ini berkaitan erat dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Nah sekarang pertanyaan di otak kalian yang muncul pasti adalah 'apa hubungannya dengan sastra antara IBD ?' ya kan ?!. Seperti yang kita tahu kalau sastra merupakan hasil dari kebudayaan manusia itu sendiri dan juga penjabaran abstraksi, sedangkan IBD sendiri merupakan suatu ilmu yang mengarahkan manusia dengan kebudayaan yang mereka miliki agar lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus sesuai dengan penjelasan sebelumnya.
Kesusastraan sendiri ruang lingkupnya lumayan luas. Secara umum ruang lingkupnya hanya drama, prosa, dan puisi. Untuk golongan prosa, secara masanya dibedakan menjadi dua yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama meliputi dongeng, hikayat, legenda dll. Sedangkan prosa baru meliputi cerpen, novel, otobiografi dll. Begitu juga dengan puisi dan drama, ada puisi lama dan puisi baru.
Pengaruh dari kesusastraan itu sendiri sangat besar dalam lingkungan bermasyarakat serta dalam perkembangan kebudayaan itu sendiri. Sebab dengan dan dari kesusastraan itu manusia dapat mengapresiasikan apa yang dirasakan dan yang diinginkan dari penulis maupun mewakili masyarakat secara keseluruhan.
Seperti sekarang ini, masyarakat memanfaatkan internet dalam menyuarakan protes dan aspirasi mereka, baik secara tertulis (melalui blog atau jejaring sosial) dan secara lisan (melalui lagu atau video pendek yang di upload ke youtube). Dengan cara ini apa yang mereka pikirkan dan inginkan dapat di ketahui orang banyak bahkan seluruh dunia mengetahui apa yang mereka harapkan. Namun mengenai hal tersebut tidak akan saya bahas lebih dari ini sebab dapat melenceng dari pembahasan inti.
Tidak hanya prosa, puisi dapat digunakan walau caranya lebih halus dan bermajas. Namun inti yang  ingin mereka sampaikan sama saja. Begitu juga dengan drama, sekarang banyak sekali para pemuda melakukan teatrikal jalanan di setiap demo mereka. Hal ini dapat menarik banyak perhatian masyarakat sekitar apalagi jika diliput media massa.



Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
1. Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
Roman sosial, memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
Roman sejarah, yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
Roman psikologis, yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
Roman detektif, yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
2. Novel, berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3. Cerpen, adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
4. Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
5. Kritik, adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
6. Resensi, adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
7. Esai, adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
   Contoh Legenda (Prosa Lama)
Contoh Legenda
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus  dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber  : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan
Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsure-unsur intrinsik puisi adalah
1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara
2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca
3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi
4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

referensi:
wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar